Tadarus Puisi, Perayaan Akbar Penyair Kalimantan Selatan – Kembali Lagi Pada Postingan Kali ini Blog buletin24jam.blogspot.com Akan Berbagi Informasi Terbaru Khusus Buat Sobat semua yakninya tentang Tadarus Puisi, Perayaan Akbar Penyair Kalimantan Selatan, semoga bisa Bermanfaat ya Buat Sobat Semua.
Sulit rasanya menandingi sebuah
perayaan akbar penyair Kalimantan Selatan yang rutin dilaksanakan setiap bulan Ramadhan menjelang sepuluh malam terakhir. Dan, malam Sabtu (26/7) ini adalam pergelaran ke 10 sepanjang perjalanan sejak tahun 2003 lalu – dengan segala kemeriahan dan keakraban bersilaturahim para penyair dalam suasana yang saling memberi dan menerima agar ‘menemukan keberkahan dalam pembacaan puisi’ demikian tema yang bergetar pada malam ‘tadarus puisi’ tersebut. Ternyata, bukan hanya penyair dari kota dan kabupaten di Kalsel yang berdatangan sejak sore hingga berbuka puasa dan sahur bersama – sahabat sastra dari kota tetangga seperti palangkaraya juga turut bangga berpartisipasi. Acara yang dibuka secara resmi oleh pemangku adat Walikota Banjarbaru Bapak Drs. HM.Ruzaidin Noor serta Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarbaru, yaitu Bapak Drs. Ogi Fajar Nuzuli, M.Pd, M.AP didampingi sesepuh penyair Abah Arsyad Indradi menyampaikan semangat
dan perjuangan dalam membangun sebuah rutinitas pembacaan puisi hingga 10 tahun sebagai usaha yang tak tertandingi bagi pekerja sastra. Penyelenggaraan tadarus puisi tahun ini bertepatan dengan peringatan Hari Puisi Indonesia 2013 yang memberikan makna terhadap pemberdayaan sastra, khususnya puisi sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang menyintai budaya bertutur lisan.
Sahabat yang kuajak menyaksikan acara ini menyatakan kurang berminat, karena hanya sekedar membaca dan mendengarkan pembacaan puisi. Namun, kuyakinkan bahwa ini bukan sekedar rutinitas membaca dan mendengarkan pembacaan puisi, karena malam tadarus puisi yang digelar terbuka di panggung bundar Minggu Raya Banjarbaru menjadi istimewa oleh sebagian besar penyair
yang tampil, baik secara individu maupun kelompok teater untuk mengaktualisasikan sebuah perjalanan bahwa puisi bukan sekedar kata-kata yang selama ini dianggap rutinitas penciptaan saja – melainkan sebuah perenungan yang mendalam yang sangat membutuhkan kesabaran untuk mengapersiasinya. Sebagian besar penyair malam itu menjadikan kesempatan berharga yang bukan sekedar hiburan saja, tetapi dapat menciptakan ruang untuk bersyukur dan memetik makna dari kepenatan menjalani masalah hidup. Hal ini pula yang mungkin menjadi pilihan tema untuk menemukan keberkahan dalam pembacaan puisi pada malam tadarus puisi sepanjang 10 tahun perjalanan kreativitasnya berkarya. Lewat aktivitas malam tadarus puisi sepantasnya penyair menemukan spektrum kehidupan yang lebih luas dan mendalam, tentu saja bagi penyair yang mampu melakukan transendensi diri, bukan sekadar berpuisi sebagai membaca dan kegiatan rutin pembacaan saja. Maka, silih berganti penyair dengan segala parigal kehidupan manusia membacakan kata-kata dan bait-bait puitik dalam gaya dan swara yang membahana tiada henti hingga beduk imsyak bergetar nyaring.
Ada 12 komunitas teater dan sanggar seni yang membacakan puisi dalam berbagai ragam gaya serta 2 komunitas sastra tamu dari kota Palangkaraya. Berbagai alat musik tradisional dan modern menjadi pemicu gairah dan semangat berpuisi setiap peserta tadarus menikmati malam keberkahan pembacaan puisi dan 20 lebih penyair Kalimantan Selatan lintas generasi memekikkan swara kesyahduan – yang bukan saja bertema ramadhan melainkan kisah-kisah kehidupan yang bersahutan dalam lingkaran kepenyairan di mana mereka berada dan aktif berinteraksi. Perayaan akbar penyair Kalimantan Selatan dalam acara tadarus puisi membuktikan pula bahwa geliat sastra negeri ini terus menunjukkan eksistensinya baik dalam kancah lokal maupun nasional sebut saja tampilan Micky Hidayat, Ali Syamsuddin Arsy, Abdurahman El Husaini, Arsyad Indradi, Rudi Karno, Abdul Karim, Zulfaisal Putera, Fahmi Wahid, Fahruraji Asmuni, Iberamsyah Barbary, Taberi Lipani, Anna Mariyana, Imam Bukhori, Rezqie Muhammad AlFajar Atmanegara dan sastrawan lain yang tetap semangat menunjukkan performancenya. Komunitas Sangga Langit, KSI, Sanggar Lalaya, Teater Kita, Sanggar Bahana, Komunitas Terapung dan Teater Srikandi, serta Sanggar Air hingga waktu imsyak tetap bermusikalisasi menandai keberkahan malam seribu bulan.
Memang kita harus berhenti sejenak dari sebuah rutinitas dan meletakkan ‘rutinitas’ tersebut menjadi sebuah kebutuhan dan keniscayaan agar dapat memiliki kesempatan untuk berkontemplasi menemukan makna dan nilai dari sesuatu yang kita anggap biasa karena sudah begitu akrab sehingga setiap gerak dan langkah berkarya dapat dinikmati dengan bersungguh-sungguh. Sukses malam
tadarus puisi yang ke 10 semoga perayaan akbar penyair Kalimantan Selatan ini terus bergema menjadi pigura yang indah dalam apresiasi sastra dan budaya yang mampu melipatgandakan keberkahan bagi sesama dan masyarakat.
Sumber
Demikianlah informasi yang dapat buletin24jam.blogspot.com sampaikan. Semoga bermanfaat dan Beguna Hendaknya Buat anda semua pengunjung Blog Ini. dan Terima kasih kepada Sobat Semua yang telah membaca artikel Tadarus Puisi, Perayaan Akbar Penyair Kalimantan Selatan